Manajemen Risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan.

Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari operasionalnya.

Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja dan saling berkaitan satu sama lain. Setiap organisasi perusahaan selalu menanggung risiko. Jika risiko itu menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.

Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur.”

Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan”. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. (Wikipedia)

Pengertian Risiko

Risiko dapat didefinisikan dalam berbagai cara, namun intinya adalah tidak hanya berupa potensi munculnya konsekuensi negatif yang tidak diinginkan dari suatu peristiwa atau kejadian yang mengancam kesuksesan (downside), namun juga dapat merupakan peluang untuk meraih benefit (upside) (Rosenberg dan Schuermann, 2006).

Istilah Risiko (dalam bahasa Inggris: Risk) memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:

  • Risiko adalah kerugian (Risk is the chance of loss)
    Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti, sehingga risiko tidak ada.
  • Risiko adalah kemungkinan kerugian (Risk is the possibility of loss)
    Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Atau juga bisa disebut ketidakpastian tentang kejadian di masa depan.

Sehingga manajemen risiko adalah upaya-upaya dalam bentuk aturan maupun tindakan yang ditujukan untuk mengoptimalkan (meminimalisir) risiko atas suatu portfolio sesuai dengan kebijakan investasi masing-masing dana kelolaan. Penerapan sistem manajemen risiko mengacu pada peraturan serta ketentuan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan.

Tujuan Manajemen Risiko

Berikut adalah beberapa tujuan dari manajemen risiko:

  • Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
  • Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan.
  • Mendorong manajemen untuk bertindak proaktif dalam mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan keunggulan kinerja perusahaan
  • Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
  • Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko

Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko (risk map) yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Klasifikasi Risiko

Risiko (Risk) dapat diklasifikasikan menjadi:

  1. Strategic. Risiko Strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan
  2. Operasional. Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem teknologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
  3. Finansial. Risiko Finansial adalah risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.

Kategori Risiko

Risiko dapat dikategorikan ke dalam beberapa bentuk, yaitu:

1. Risiko Spekulatif

Risiko Spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.

Kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, investasinya menguntungkan, atau kemungkinan kedua, malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif. Dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.

2. Risiko Murni

Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.

Salah satu contohnya kebakaran. Apabila perusahaan menderita musibah berupa kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian bukan memberikan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.

Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan.

Salah satu cara menghindarkan diri dari risiko ini adalah dengan menggunakan asuransi. Dengan demikian, perusahaan dapat meminimalkan besarnya kerugian. Oleh karena itu, risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk).

Perbedaan utama antara Risiko Spekulatif dengan Risiko Murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak. Untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung, sedangkan untuk risiko murni tidak memperoleh keuntungan sama sekali.

3. Risiko Fundamental

Risiko Fundamental adalah suatu peristiwa yang baik sebab maupun akibat yang ditimbulkannya bukan berasal dari individu. Dan dampaknya pada umumnya menimpa orang banyak dan biasanya bersifat katastropal (dalam skala besar), seperti perang, inflasi, dan sebagainya.

4. Risiko Partikular

Risiko Partikular adalah  suatu risiko yang penyebabnya dilakukan oleh individu-individu dan dampaknya terbatas, dimana kita dapat menunjuk individu / seseorang yang menyebabkannya. Misalnya, kebakaran, pencurian, kecelakaan, dan lain sebagainya.