Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak dapat dijalankan.

Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Selain digunakan dalam operasional perusahaan sehari-hari, modal kerja menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek.

Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan dapat beroperasi seekonomis mungkin, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan.

Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo).

Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar, sehingga menggambarkan tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan.

Pengertian

  • Weston dan Copeland (1999), manajemen modal kerja adalah semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar.
  • Esra dan Apriweni (2002) mendefinisikan bahwa manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan yang terdapat dalam perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian utama dalam manajemen modal kerja adalah pada manajemen aktiva lancar perusahaan. Yaitu: kas, sekuritas, piutang dan persediaan serta pendanaan (terutama kewajiban lancar) yang diperlukan untuk mendukung aktiva lancar.

Pentingnya Manajemen Modal Kerja

Martono dan Harjito (2004) mengemukakan beberapa alasan yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja, yaitu:

  • Aktiva lancar dari perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah aktiva lancar yang cukup besar dibanding dengan jumlah aktiva secara keseluruhan
  • Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya.
  • Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.
  • Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat risiko, laba dan harga saham perusahaan
  • Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar

Sasaran Yang Ingin Dicapai

Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah sebagai berikut:

  1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva lancar tersebut
  2. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar
  3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa modal kerja perusahaan harus cukup jumlahnya. Dalam arti, perusahaan harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasional perusahaan sehari-hari.

Tersedianya modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan keuangan.