Pembahasan sebelumnya mengenai produksi dan konsumsi belumlah cukup kalau tidak dilengkapi dengan pembahasan mengenai distribusi.
Kita tentu masih ingat, tanpa distribusi atau penyaluran, konsumsi tidak mungkin berlangsung. Keadaan ini pada gilirannya akan mengganggu keberlangsungan produksi itu sendiri. Di sini tampak bahwa distribusi tidak bisa diabaikan dalam kegiatan ekonomi.
Kali ini, kita akan membahas lebih dalam seluk-beluk distribusi (penyaluran) dalam kegiatan ekonomi.
Pengertian Distribusi
Barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh produsen tidak ada manfaatnya selama belum sampai ke tangan konsumen. Buku-buku, komputer, alat perlengkapan rumah tangga, dan semua barang lain yang siap pakai menjadi terbengkalai di pabrik karena tidak ada yang mengantarkannya ke para pembeli.
Demikian pula, perawat, dokter, teknisi yang terlatih menjadi menganggur karena tidak disalurkan ke lapangan yang sesuai dengan bidang masing-masing. Akibat dari keduanya, permintaan konsumen menjadi tidak terlayani.
Permasalahan tersebut mencuatkan kesadaran akan perlunya distribusi. Berkat adanya penyalur, konsumen dapat memperoleh barang-barang yang diinginkan. Kemudian, berkat lembaga penyaluran tenaga kerja, konsumen dapat menikmati pelayanan jasa sesuai dengan keinginan mereka. Tampak disini, distribusi berperan sebagai penghubung antara produsen dan konsumen.
Apakah yang terjadi dalam distribusi? Untuk menjawabnya, kita ambil sebuah contoh, penerbit memproduksikan buku-buku pelajaran kurikulum baru. Barang ini, meskipun sudah jadi, belum dapat dikatakan sudah memiliki nilai guna. Dalam pembicaraan mengenai konsumsi, kita simpulkan bahwa nilai guna suatu barang muncul saat mulai dipakainya barang itu oleh konsumen. Buku akan benar-benar sebagai penambah pengetahuan kalau dibaca, bukan?
Nah, buku-buku tadi bisa dibaca berkat penyalur yang menghubungkan penerbit dengan konsumennya. Penyalur tersebut menjadikan nilai guna yang terdapat dalam buku-buku itu menjadi nyata. Distributor dan toko buku merupakan dua contoh perantara distribusi, sedangkan buku merupakan contoh barang. Dengan demikian, dalam distribusi terjadilah proses membuat nilai guna suatu barang menjadi nyata. Peran distribusi ini juga berlaku pada jasa.
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen sehingga nilai guna barang atau jasa itu menjadi nyata.
Kegiatan produksi dapat berlangsung berkat adanya produsen. Demikian pula, kegiatan konsumsi menjadi nyata berkat adanya konsumen. Oleh karena itu, keberlangsungan distribusi tidak dapat dilepaskan dari pelakunya. Pelaku distribusi ini lazim dinamakan distributor